Kain mori selalu dikaitkan dengan kain kafan. Ya, anggapan itu sebenarnya tidak salah, karena pada faktanya bahan dasar kain kafan adalah kain mori. Tapi, tidak sepenuhnya benar juga jika kain mori diidentikkan dengan kain kafan saja. Karena pada faktanya, kain mori memiliki banyak kegunaan lainnya yang tidak bisa kita sepelekan.
Kain mori ini adalah bahan dasar untuk membuat kain batik. Kenapa dipilih kain mori dan bukan kain lainnya? Padahal batik adalah sesuatu yang bernilai tinggi. Jawabannya simpel, karena kain mori adalah kain terbaik dan paling cocok untuk membatik. Kain mori memiliki gramasi yang tepat, tidak terlalu tebal, tidak juga terlalu tipis. Kerapatan benangnya pas dan juga memiliki daya serap yang tinggi sehingga sangat cocok untuk membatik yang membutuhkan beberapa tahapan sebelum benar-benar jadi.
Selain kerapatan benangnya yang sangat pas untuk membatik, ternyata kain mori ini juga memiliki kelebihan-kelebihan lainnya yang tidak bisa didapatkan dari kain jenis lain dalam satu paket. Kain mori hadir dengan banyak pilihan jenis dengan kualitas yang berbeda-beda. Kita bisa memilih jenis kain mori ini berdasarkan kebutuhan.
Dengan kontruksi benang 50-56, mori primissima dikategorikan sebagai mori berkualitas tinggi. Selain konstuksi benangnya, mori primissima ini juga punya kerapatan benang di angka 100-120 inchi. Tidak hanya itu, kepadatan benang penyusunnya pun sangat baik, yaitu di kisaran 105-125 per inchi. Mori primissima ini banyak digunakan untuk batik-batik yang bernilai tinggi dan berharga mahal.
Mori prima memiliki kualitas sedikit di bawah primissima, namun masih terkategorikan mori yang bagus. Ketebalan benangnya lebih rendah dari primissima. JIka primissima dibuat dengan konstruksi benang 50-56, mori prima ini dibuat pada konstruksi 36-46 saja. Untuk pembuatan baik cap biasanya banyak menggunakan mori jenis prima.
Mori biru kualitasnya masih di bawah prima. Itu karena semua komponen penyusun mori biru sedikit lebih buruk dari mori prima dan primissima. Kontruksi benangnya hanya 28-36 saja. Tebal benangnya juga di bawah prima, begitu juga dengan ketebalannya yang jauh lebih tipis. Kualitas ini mempengaruhi proses pembatikkan dan pewarnaan yang jadi kurang berkualitas juga.
Kain mori ini memiliki kualitas yang lebih baik dari mori prima atau mori biru. Alasan pertama adalah karena kain ini menggunakan bahan dari benang katun carded dan dibuat dengan konstruksi kain yang cukup tinggi. Alasan kedua adalah mori berkolissima dibuat dengan metode finishing yang bernama mercerized dan sanforized.
Dua metode finishing ini membuat kain memiliki hasil akhir yang lebih kuat, warna reaktif kain lebih kuat, kain jadi lebih awet dan ketika dipegang kain jadi lebih kaku. Dua proses ini membuat kain sedikit menyusut 15-20%. Setelah menyusut pada proses mercerized, kain akan difinishing lagi dengan metode yang membuat kain tidak lagi menyusut saat dicuci atau direndam. Proses ini juga membuat sanforized kerapatan benang jadi lebih tinggi.
Mori Voilissima memiliki kualitas yang sama dengan primissima, bedanya mori Voilissima melalui proses finishing mercerized dan sanforized seperti berkolissima.
Kain mori biasa digunakan untuk membuat bahan dasar batik, sebagai kain penyaring pada proses pembuatan tahu, sebagai kain kafan dan dulu sering dipakai sebagai kain layar untuk layar tancap.
Siapa yang menyangkan bahwa sebenarnya kain mori memiliki spesifikasi kualitas yang sangat sempurna untuk kain batik. Kain mori memiliki daya serap yang tinggi karena ketebalan, kerapatan serta bahan dasar pembuatnya sangat baik dan pas. Meski begitu ternyata kain mori yang dipakai untuk membatik dipilih kain mori yang berkualitas tinggi. Seperti kain mori primissima yang sangat bagus kualitas dan gramasinya, kain mori prima, kain mori berkolissima dan Voilissima yang memiliki finishing akhir mercerized sanforized.
Tahu memiliki proses pembuatan yang berbeda dari tempe. Jelas saja, hasil produknya pun berbeda meskipun terbuat dari bahan dasar yang sama, yaitu kedelai. Tahu dibuat dengan beberapa kali proses penghalusan, pencampuran, penyaringan hingga proses akhirnya pemotongan. Kain mori yang memiliki kerapatan pas sering digunakan pada tahapan penyaringan tahu.
Penggunaan paling terkenal memang adalah ini, kain mori digunakan sebagai kain kafan untuk membungkus jenazah. Spesifikasi kain mori yang baik memungkinkan proses dekomposisi jadi lebih cepat. Kain ini memiliki ketebalan yang sesuai sebagai syarat kain kafan sesuai tuntunan agama.
Dulu ketika masih marak menonton film di layar tancap yang menggunakan proyektor, kain mori biasa digunakan sebagai layar putih besar. Kain ini dapat memantulkan gambar yang dipancarkan oleh mesin proyektor dengan sangat baik sehingga memberikan tampilan gambar yang jernih.
Pilihan Bahan Tas dan Bahan Tote Bag di Mitra Mulia Toko Kain Surabaya
Share To:
Tak mau ketinggalan update artikel terbaru kami ikuti kami, masukkan email anda & klik subscribe, Terimakasih