Mengenal Kain Lining dan Underlining Serta Karakteristiknya | Toko Kain Surabaya

Windy 31 Mar 2023 at 8:00
Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe

Mengenal Kain Lining dan Underlining Serta Karakteristiknya

 

 

Bahan pelapis merupakan salah satu material penting dalam berbagai produk industri garmen. Mulai dari produk baju, kemeja, celana, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kain pelapis yang biasa digunakan sebagai furing ini secara umum dibagi menjadi 4 jenis yaitu lining, interlining, underlining dan interfacing. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Material yang digunakan pun juga sangat bervariasi.

 

Rekomendasi Bahan Seragam PDH Unione Drill Di Mitra Mulia Toko Kain Surabaya

 

Kain Lining (Kain Pelapis) 

 

Kain Lining

 

 

Kain Lining merupakan kain pelapis tambahan yang biasa digunakan pada bagian dalam dari kain utama, kemudian kain inilah yang akan dijahit dengan bahan kain utama agar tidak mudah lepas. Jadi kain ini yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan kulit pemakainya, sehingga akan lebih nyaman ketika dikenakan. 

 

Kain lining biasanya akan ditemukan pada berbagai produk seperti topi, jaket, tas, tirai, dan koper. Agar terlihat lebih rapi, tampilan bawaan dari permukaan kain utama akan diberi kain lining yang juga dapat menutupi jahitan. Peran kain lining ini sangat penting terlebih untuk pakaian dengan bahan yang cukup panas sehingga kurang nyaman dikenakan jika tidak ditambahkan kain pelapis ini.

 

Karakter dari kain pelapis ini yaitu teksturnya yang lembut, licin, ringan higroskopis, tipis dan juga adem saat dipakai. Contoh bahan kain yang digunakan sebagai pelapis yaitu kain satin, katun, rayon, Nilon, silky, dan trico.  Ada banyak fungsi dari kain lining, antara lain:

  • Dapat menutupi bentuk konstruksi pada bagian dalam busana sehingga tampak lebih rapi 
  • Sebagai penahan bentuk dan jatuhnya pakaian 
  • Menjadi pengganti petticoat atau rok bagian dalam pakaian
  • Dapat menutupi bahan tipis dari pakaian yang bisa tembus pandang 
  • Sebagai pelapis dari bahan berbulu atau yang teksturnya kasar seperti wol
  • Menambah kenyamanan saat mengenakan pakaian, karena menimbulkan kesan lebih adem, hangat, dan lembut
  • Memudahkan pakaian saat akan dipakai maupun dilepas

Secara umum, terdapat 2 jenis penggunaan dan penempatan kain Furing (lining) pada pembuatan pakaian yang umumnya akan dipasang pada seluruh bagian dalam dari pakaian contohnya pada jas, jaket, mantel, rok, blus. Selain itu pada bagian tertentu pakaian, seperti pada bagian badan atas untuk kebaya, dan lapisan dalam untuk ban pinggang celana.

 

Kain Underlining (Lapisan Bawah)

 

Kain Underlining

 

 

Jenis kain yang satu ini merupakan lapisan yang ditambahkan pada berbagai produk fashion agar kain tersebut menjadi lebih padat, lebih berat, dan lebih tebal. Kain underlining ini akan dipotong sesuai dengan pola dari kain utama kemudian digabungkan sebelum mengalami proses selanjutnya. 

 

Bahan yang dipilih sebagai kain underlining sering menggunakan kain cotton batiste yang teksturnya halus, cotton broadcloth dengan berat medium, dan juga sutra organza yang lembut. Fungsi dari bahan pelapis Underlining, antara lain:

  • Memperkuat bahan utama dari pakaian secara keseluruhan 
  • Memperkuat kelim & bagian-bagian lainnya pada pakaian 
  • Mengurangi tembus pandang dari bahan utama yang tipis 
  • Sebagai sambungan bagian pakaian agar tidak kelihatan dari luar

 

Penggunaan dan penempatan Underlining biasanya dipasangkan pada 4 bagian kain yang berbeda, antara lain pada seluruh bagian busana, maupun pada bagian-bagian tertentu pada pakaian seperti bahan organza bisa digunakan sebagai bahan penegak kerah pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan utamanya. Selain itu, kain ini juga bisa ditempatkan pada bagian tengah muka agar dapat menyelesaikan lapisan belahan, dan juga pada bagian body agar lebih kuat saat dihias dengan bordir maupun payet.

 

Kain Interfacing (Lapisan Pendukung)

 

Kain Interfacing

 

 

Lapisan ini merupakan pelapis pakaian yang ditambahkan untuk membuat pakaian agar menjadi lebih keras dan kaku, sehingga bentuknya akan semakin bagus. Selain itu, juga dapat membuat bentuk pakaian menjadi lebih awet dan tahan lama jika menggunakan kain interfacing. Biasanya jenis lapisan ini dipasang pada bagian kerah kemeja, manset atau area kancing. Bahan kain yang digunakan sebagai interfacing yang sering digunakan berjenis wovennon woven, dan rajutan.

 

Kain Interlining (Lapisan Tengah) 

 

Kain Interlining

 

 

Merupakan bahan yang diselipkan antara lapisan luar dan lapisan dalam pada pakaian. Yang bertujuan agar dapat lebih memberikan efek hangat pada pakaian. Selain itu lapisan ini juga berfungsi sebagai pelindung kain seperti pada tirai yang lebih banyak sinar matahari atau cahaya lampu. 

 

Karakteristik dari kain yang digunakan sebagai interlining biasanya cukup tebal, lembut, dan fleksibel. Lapisan interlining banyak direkomendasikan untuk dipasangkan dengan bahan dari sutra maupun beludru, karena kedua bahan karakternya lebih sensitif terhadap sinar matahari yang berlebih. 

 

Bahan pelapis atau kain furing memang sangat umum digunakan pada pakaian yang berkualitas, tak heran jika ternyata banyak fungsi dan peran yang berbeda dari keempat jenis kain pelapis di atas. Itulah ulasan lengkap mengenai kain pelapis lining dan underlining yang bisa menambah wawasan Anda dalam dunia garmen.

Baca Juga Artikel Berikut

Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe
  • 7
  • 4343 views

Tak mau ketinggalan update artikel terbaru kami ikuti kami, masukkan email anda & klik subscribe, Terimakasih


Recent Post


Related Article