Ide Perayaan Hari Raya Waisak dengan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan | Toko Kain Surabaya

Windy 17 Jun 2022 at 9:00
Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe

Ide Perayaan Hari Raya Waisak dengan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan 

 

Setiap agama memiliki hari besarnya. Seperti Islam dengan idul fitri dan idul adha, Hindu dengan perayaan nyepi, Kristen dengan hari natalnya, dan Budha memiliki hari raya waisak. Setiap hari raya memiliki nilai historis dan spiritual yang berbeda-beda, yang mana hal tersebut mewujud pada tradisi perayaan yang berbeda pula. Setiap perayaan hari raya waisak di beberapa negara bisa jadi memiliki tradisi yang berbeda, namun bila kita telaah lebih jauh, akan tetap ada nilai dan makna yang sama dalam peringatan hari raya waisak. 

 

Ide Perayaan Hari Raya Waisak

 

Di Indonesia sendiri, dengan beragam suku dan budaya yang begitu banyak, umat Budha memiliki satu cara yang terpusat dalam merayakan hari raya waisak ini. Umat budha memusatkan perayaan ini di candi borubudur. Pada musim normal sebelum pandemi terjadi, seluruh umat Budha di Indonesia berbondong-bondong ke Borobudur untuk merayakan waisak. Perayaan di masa pandemi tentu mengalami beberapa adaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan agar semua orang aman dan mencegah penularan covid. 

 

Pilihan Warna Bahan Celana Kulot American Drill di Mitra Mulia Toko Kain Surabaya

 

Tradisi waisak di Indonesia dengan mematuhi protokol kesehatan 

 

Hari raya waisak di Indonesia dilakukan dalam beberapa rangkaian acara. Mulai dari mengambil mata air suci, menyalakan lampion dengan api khusus yang langsung diambil dari suatu tempat hingga perayaan berupa bakti sosial dengan membagikan makanan dan minuman. Semua rangkaian acara tersebut dilakukan serempak bersama-sama di candi borobudur. 

Perayaaan tersebut tentu dihadiri oleh banyak sekali orang yang berkumpul dalam satu tempat dari berbagai daerah. Di masa pandemi seperti ini, kita perlu melakukan beberapa penyesuaian agar ibadah tetap terlaksana dan tetap mencegah penularan virus covid19. Nah berikut ini adalah tradisi perayaan hari raya waisak yang dilakukan di Indonesia.

 

Prosesi mengambil mata air suci dan menyalakan obor dengan api abadi 

 

Umat Budha mempercayai keberadaan mata air suci yang belum ternodai dan air suci tersebut digunakan untuk membasuk patung budha di candi borobudur. Prosesi ini dilakukan bersama-sama oleh segenap umat Budha yang telah datang ke borobudur. Tidak hanya membasuh patung budha dengan mata air suci, umat budha juga menyalakan obor khusus dengan sumber api yang abadi, api yang dipercaya alami dan tidak pernah padam. Ratusan obor di kawasan borobudur akan dinyalakan bersamaan untuk memperingati hari raya waisak. 

 

Prosesi mengambil mata air suci dan menyalakan obor dengan api abadi

 

Di masa pandemi ini, pemerintah menerapkan protokol kesehatan untuk perayaan waisak tahun ini. Jumlah pengunjung yang datang ke candi borobudur dibatasi maksimal 30% dari kapasitas total. Pengunjung yang ikut merayakan secara offline harus sehat, tidak menderita gejala covid apapun dan wajib memiliki vaksin. Pembatasan jarak antar pengunjung yang beribadah juga tetap ditegakkan. 

 

Ritual Pindapatta dan bakti sosial 

 

Sebelum melakukan puncak prosesi peringatan hari raya waisak, umat budha melakukan aksi bakti sosial yang dinamakan ritual pindapatta. Ini merupakan satu prosesi dimana umat budha memberikan makanan dan minuman kepada pemuka agama yang sedang melakukan samadhi. 

 

Ritual Pindapatta dan bakti sosial

 

Ritual Pindapatta di masa pandemi ini dapat dilakukan di mana saja, tidak hanya terpusat di borobudur namun di manapun umat budha tinggal dapat melakukan bakti sosial. Hal tersebut juga untuk mengurangi kerumunan yang terjadi sehingga jaga jarak tetap dapat dilakukan. Sedangkan umat budha yang hadir di borobudur untuk melaksanakan ritual ini harus dalam keadaan sehat dan mengenakan masker. 

 

Prosesi samadhi, bersemedi di detik-detik puncak 

 

Samadhi dilakukan menjelang purnama puncak hari raya waisak yang jatuh di pertengahan mei tiap tahunnya, namun puncak purnama ini tidak selalu terjadi saat malam hari ketika bulan terlihat jelas dengan mata telanjang. Umat budha memiliki perhitungan sendiri untuk menentukan puncak purnama. Puncak purnama dapat terjadi di siang hari atau malam hari. Untuk menyambut puncak purnama itu para biksu bersemedi. 

 

Malam puncak menerbangkan lentera 

Sebagai puncak dari seluruh rangkaian perayaan waisak, menerbangkan lampion ke langit bersama-sama adalah acara yang paling ditunggu. Ratusan bahkan ribuan orang akan memenuhi lapangan komplek candi untuk bersama-sama menyalakan lentera yang kemudian diterbangkan ke langit. Berhubung saat ini sedang pandemi, maka jumlah pengunjung yang datang dibatasi maksimal 30% dari kapasitas total. Pembatasan ini bertujuan agar tidak terjadi kerumunan dan pembatasan jarak tetap dapat dilakukan. Setiap umat yang datang juga wajib senantiasa memakai masker sepanjang acara. Bagi umat yang tidak dapat hadir ke komplek borobudur tetap dapat melakukannya di tempat ibadah masing-masing dengan tetap menaati protokol kesehatan. 

 

Malam puncak menerbangkan lentera

 

Untuk menyiasati perayaan waisak agar tidak membeludak, dan umat budha yang tidak dapat hadir secara langsung ke komplek candi, perayaan waisak dapat disaksikan juga secara online. Vihara-vihara besar di berbagai kota juga dapat melaksanakan sebagian perayaan tersebut agar suasana dan makna waisak dapat dirasakan oleh umat.  

 

Baca Juga Artikel Berikut

 

 

Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe
  • 52
  • 1788 views

Tak mau ketinggalan update artikel terbaru kami ikuti kami, masukkan email anda & klik subscribe, Terimakasih


Recent Post


Related Article