Inilah Alasan Mengapa Kain Tenun Berharga Mahal | Toko Kain Surabaya

Windy 28 Mar 2022 at 8:06
Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe

Inilah Alasan Mengapa Kain Tenun Berharga Mahal

 

 

Kerajinan tenun merupakan salah satu kebudayaan masyarakat Indonesia yang terus dilestarikan hingga sekarang. Kerajinan tenun menyimpan banyak pengetahuan tradisional dan kearifan lokal dari tiap daerah yang dapat dilihat dari pola atau motifnya, proses pembuatannya hingga cara penggunaanya.

Kain tenun adalah kain yang dibuat dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Kain tenun dijalin dengan untaian benang yang telah diwarnai dan ditenun menjadi kain. Karena pada dasarnya jalinan benang tebal, kain tenun menjadi keras dan tebal, sehingga banyak orang enggan memakainya untuk pakaian sehari-hari. Kain tenun yang dibuat dengan cara tradisional membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga harganya pun cukup mahal. Beberapa alasan yang membuat kain tenun berharga mahal diantaranya yaitu:

 

Cek Yuk Bahan Seragam Kerja American Drill Di Mitra Mulia Toko Kain Surabaya

 

Proses Pembuatan yang Memakan Waktu

 

Proses Pembuatan Kain Tenun

 

Untuk menyelesaikan selembar kain tenun, biasanya dibutuhkan waktu antara 2 minggu sampai 3 bulan. Hal ini tergantung dari motif yang akan dibuat. Penenunan dimulai dari proses pemintalan benang, pemberian warna pada benang, hingga penyusunan dan pembentukan benang menjadi motif dan ragam hias. Tak hanya menghabiskan waktu lama, membuat kain tenun juga membutuhkan kreatifitas, ketelitian, dan fokus yang tinggi. Tidak semua orang bisa membuat kain tenun, jadi wajar saja jika harganya mahal.

 

Baca Juga Artikel Berikut

Ketebalan dan Kerapatan Kain Tenun

 

Proses Pembuatan Kain Tenun

 

Harga kain tenun yang mahal tidak berlaku untuk semua jenis kain. Ada pula harga kain yang tak begitu mahal. Perbedaan harga ini ditentukan oleh ketebalan kain serta kerapatan benang berwarna yang ditenun ke dalam kain. Semakin padat sisir (tingkat kepadatan tenunan), semakin rapat dan tebal kainnya, dan semakin mahal harganya.

Kepadatan tenun ini disesuaikan dengan alat tenun yang digunakan. Semakin keras penenun menggunakan alat tenun, semakin besar tegangan (stres) benang yang dikenakan, dan semakin kencang benang tersebut. Sebaliknya, jika benang tidak ditenun terlalu rapat, kain akan tipis dan transparan karena benangnya sangat tipis. “Perbedaan antara kain yang ditenun dengan rapat dan longgar akan terlihat pada saat pencucian kain. Kain yang ditenun dengan renggang atau longgar jauh lebih menyusut dibandingkan dengan kain yang ditenun dengan rapat,” jelas Ley Puspa Sandjaja, partner desainer Eddy Betty.

 

Nilai Historis Kain Tenun

 

Model Mengenakan Baju Dari Kain Tenun

 

Kain tenun telah menjadi bagian dari  budaya bangsa Indonesia yang tidak terpisahkan dari pakaian adat masyarakat Indonesia. Walaupun mahal, mereka tetap membelinya karena hal tersebut sudah menjadi budaya dan warisan turun temurun untuk digunakan pada berbagai acara adat. Banyak sekali jenis-jenis kain tenun yang cantik dan elegan dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa contohnya yaitu kain tenun ulos dari Batak, Tenun Songket dari Palembang, kain tapis dari Lampung dan Kain tenun pandai sikek dari Minangkabau. Bagi masyarakat suku batak, kain ulos telah menjadi identitas. Oleh sebab itu tidak hanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dipakai sebagai pakaian adat pada pada acara resmi. Kain tapis juga menjadi identitas bagi masyarakat Lampung. Selain digunakan dalam adat, kain tapis juga digunakan dalam acara pernikahan di Lampung.  Kain tenun di berbagai daerah juga banyak digunakan sebagai busana untuk penggunaan sehari-hari dan menutupi badan, sebagai busana dalam tari adat dan upacara adat, dan sebagai mahar dalam perkawinan dalam bahasa daerah disebut sebagai “belis” nikah.

Akan tetapi, penggunaan kain tenun di masa sekarang tidak hanya sebatas pada perayaan upacara adat saja. Tetapi juga digunakan sebagai pakaian, selendang bahkan aksesoris seperti masker. Banyak juga desainer Indonesia yang mengangkat kain tenun dalam busana yang dibuatnya.

 

Dapat Bersaing di Pasar Internasional

 

Baju Dari Kain Tenun

 

Kain tenun menjadi salah satu jenis kain yang terkenal di pasar Internasional. Bahkan, tidak sedikit desainer yang mengadopsi kain tenun sebagai dasar dari busana yang mereka rancang. Oscar Lawalata, adalah salah satu contoh perancang busana mancanegara berhasil mengangkat kain tenun khas NTT ke pasar internasional. Setelah Oscar memenangkan kompetisi di London pada tahun 2009 yang disebut International Young Creative Entrepreneur (IYCE), Oscar mengundang seorang desainer tekstil Inggris bernama Julia Miles untuk bekerja sama untuk membuat desain baju dengan kain tenun.

 

Awalnya, Oscar mengajak Miles ke sentra anyam di Kupang. Miles menemukan bahwa kepang yang diproduksi di Kupang lebih halus dan tipis, namun sayangnya kain ini sulit diproduksi karena membutuhkan waktu yang lama. Akhirnya Oscar mengajak Miles ke pabrik sutra di Garut, Jawa Barat. Di sini, Oscar bereksperimen dengan kain tenun. Optimisme Oscar mengarah pada hasil yang positif, kain tenun akhirnya bisa menembus pasar internasional dan mulai dikenal di Mancanegara.

 

Selain Oscar, masih banyak perancang busana yang menjadikan kain tenun sebagai dasar dari konsep busana yang dirancang. Tak heran bila saat ini kain tenun semakin diminati dan dikenal masyarakat Internasional, dan harganyapun menjadi cukup mahal.


Baca Juga Artikel Berikut

 

Share To:
Facebook Twitter Google+ WhatsApp Subscribe
  • 26
  • 3830 views

Tak mau ketinggalan update artikel terbaru kami ikuti kami, masukkan email anda & klik subscribe, Terimakasih


Recent Post


Related Article